Wednesday, April 20, 2011

Duduk di Depan Komputer Perbesar Potensi Stroke

Penyakit tak selalu datang karena pola makan yang buruk, melainkan juga bisa disebabkan oleh sikap keseharian kita dalam beraktivitas. Di antaranya kebiasaan duduk berlama - lama di depan komputer yang ditengarai bisa menyebabkan stroke.

Anda tergolong maniak komputer? Pasti setiap hari Anda betah berjam - jam duduk di depan komputer. Apalagi, sekarang ini banyak sekali ragam website yang mengajak para internet mania dalam bussiness work from home, belum lagi chatting di facebook. Saking gandrungnya, mungkin Anda bisa melupakan segalanya, karena menikmati kegiatan Anda bersama keyboard dan mouse. Waspadalah, tanpa Anda sadari, Anda bisa terkena STROKE ! ! Bagaimana hal ini bisa terjadi ? dr. Silvia Francina Lumempouw, SpS ( K ) menjabarkan kaitan antara duduk berlama - lama di depan komputer dengan serangan stroke.

DARAH BEKU DI SALURAN VENA

Tahukah A hanya kare duduk terus tanpa jeda dapat menyebabkan pembekuan darah besar - besaran pada pembuluh darah vena di kaki ( atau disebut DVT = Deep Vein Thrombosis ). Pada tingkat tertentu, DVT bisa menyebabkan pembuluh darah vena pecah. Darah pun akan mengalir ke segala arah, termasuk organ vital. Akibat ringan yang ditimbulkan berupa pegal - pegal, sedangkan dampak terparah dalam bentuk serangan stroke..

Perlu dipahami bahwa cara kerja pembuluh darah arteri berbeda dengan pembuluh darah vena. Pembuluh darah arteri mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan pembuluh darah vena ( pembuluh darah balik ) mengalirkan darah dari seluruh organ tubuh kembali ke jantung dan paru - paru. Di kedua organ penting ini, jantung dan paru - paru, darah mengalami oksigenasi ( pembuatan oksigen ) yang memang mutlak dibutuhkan oleh jaringan tubuh.

Pembuluh vena yang terbungkus oleh otot - otot paha dan tungkai bawah, berperan besar dalam terbentuknya bekuan darah. Pembuluh vena dalam ini, memiliki saluran berdinding kenyal yang disekat - sekat oleh katup - katup, sehingga darah yang dipompa dari kaki menuju jantung kembali turun ke bawah lagi.

Jika kita sedang duduk di kursi sambil mengoperasikan komputer, maka posisi aliran darah di pembuluh darah vena melawan gravitasi. Walaupun, sudah dilengkapi katup - katup, tetap saja aliran darah di pembuluh vena ini jalannya melambat karena sifat darah itu kental. Namun , jika aliran yang perlahan ini masih diperlambat lagi oleh kondisi kaki yang tidak lentur atau kaku yang disebabkan kita terlalu lama duduk sambil ber-internet, sudah pasti laju aliran darah akan bertambah perlahan. Akibatnya, darah di tempat itu bisa menggumpal. Bahayanya, jika bekuan darah yang mula - mula menempel di dinding pembuluh darah vena itu justru labil atau mudah lepas. Gumpalan darah yang lepas ini selanjutnya terbawa aliran darah ke atas dan bisa menyangkut dimana saja.

Jika sumbatan hanya terjadi di pembuluh darah balik bagian atas kaki atau pinggul, paling - paling hanya menimbulkan rasa nyeri, panas atau pegal - pegal. Lagi pula, sifatnya pun sementara, artinya akan hilang dalam beberapa jam, sehingga tidak menimbulkan masalah yang serius. Akan tetapi, menurut dr. Silvia, yang perlu diwaspadai jika sumbatan/ gumpalan darah tadi masuk ke bagian organ vital, seperti ke salah satu pembuluh arteri paru - paru atau pembuluh darah di otak. Akan terjadi Pulmonari Embolism ( paru - paru tersumbat ), sementara itu gumpalan/ sumbatan yang terjadi di otak lebih berbahaya lagi, karena bisa menyebabkan stroke.

STROKE DI USIA PRODUKTIF

Stroke adalah gejala serangan otak atau gangguan sirkulasi darah mendadak di otak. Hal yang perlu diwaspadai dewasa ini adalah terjadinya pergeseran pada usia penderita. Di negara - negara maju stroke terjadi di atas usia 60, dan berdasarkan penelitian bahwa kasus yang menyerang orang lanjut usia karena pada saat usia muda banyak mengonsumsi makanan yang berlemak. Sementara itu, untuk stroke yang menyerang orang pada usia produktif, disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat ( kebiasaan merokok, jarang berolah raga, banyak makan makanan berlemak tinggi ) atau sebab lain seperti terjadi kelainan pembuluh darah sejak lahir, hipertensi dan diabet.

Jadi, dalam hal ini penting sekali, memahami proses kerja aliran darah untuk menghindari terjadinya serangan stroke. Perlu kewaspadaan tinggi, khusunya bagi Anda yang bekerja di kantor atau pengguna komputer lainnya dimana harus berlama - lama di depan komputer. Jangan duduk berjam - jam di depan komputer tanpa jeda. Biasakan menyela kegiatan berkomputer tiap 2 jam sekali dengan cara berdiri, senam ringan seperti menggerak - gerakkan kaki sambil duduk atau berjalan. Tujuannya adalah memperlancar aliran darah, sehingga tidak terjadi penyumbatan.

Sebenarnya ada cara sederhana untuk mengantisipasi terjadi penyumbatan gumpalan darah atau DVT. Misalnya, saat mengetik, otot - otot kaki diaktifkan dengan menggerak - gerakkan perlahan - lahan. Atau taruhlah kedua kaki Anda di kursi yang ditempatkan dengan posisi sejajar kaki kita, sehingga posisi kedua kaki tidak menggantung terlalu lama.

Gaya hidup tidak banyak bergerak membuat kaum metropolis lebih nyaman bekerja di depan komputer ketimbang di luar ruangan. Sayang, pola kerja yang kurang gerak ini memperpendek usia harapan hidup.

Pada 2005, sekira 1,6 miliar orang dewasa (15 tahun ke atas) mengalami kegemukan dan 400 juta di antaranya obesitas. Diperkirakan pada 2015, sekira 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami kegemukan dan 700 juta di antaranya obesitas. Penyebabnya lantaran ketidakaktifan fisik.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), ketidakaktifan fisik adalah istilah untuk mengidentifikasi orang-orang dengan tingkat aktivitas fisik teratur yang rendah atau tidak sama sekali sehingga pembakaran energinya tidak lebih dari 1,5 kali pembakaran energi saat beristirahat.

Perilaku tidak aktif ditemui di masyarakat yang banyak beraktivitas sambil duduk, duduk bersandar, atau berbaring di luar waktu tidur, seperti menonton televisi, main video game, bekerja di depan komputer, dan lainnya. Berkembang luas penyakit yang dinamakan sitting disease, yakni penyakit akibat terlalu lama duduk.

Menurut American Cancer Society pada Juli 2010, 94 persen wanita dan 48 persen pria menghabiskan waktu dengan duduk atau tidak aktif selama 6 jam sehari memiliki risiko meninggal lebih cepat daripada mereka yang aktif dan duduk kurang dari 3 jam sehari.

“Penyebabnya bisa dilihat dari berbagai faktor, termasuk kebiasaan dan kelas sosial; atas, menengah, dan bawah. Kalangan ekonomi bawah harus kerja keras, jadi fisiknya aktif. Kalangan menengah kadang aktif, dan kalangan atas, saat semuanya serba ada, badan kurang dilatih untuk bergerak,” jelas Nano Oerip, Fitness Training Manager Fitness First usai peluncuran International Fitness Week 2011 di Senayan City, Jakarta, belum lama ini.

Pola hidup yang tidak aktif meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, dan kolesterol. Kalori yang mengendap, terutama, bisa mengakibatkan diabetes tipe 2. Faktanya, 66 persen populasi Asia kena diabetes tipe 2 akibat obesitas yang tentu berawal dari kurang gerak. Indonesia sendiri masuk posisi keempat negara dengan penderita diabetes tipe 2 terbanyak, setelah China, India, dan Amerika Serikat.

Meski banyak faktor saling terkait dengan risiko penyakit, seperti olahraga, makanan, lingkungan, dan spiritual, Nano menegaskan bahwa faktor aktivitas atau bergerak memainkan peran utama.

“Saya kasih gambaran kehidupan orang desa. Mereka bangun bagi, ngeretek (merokok kretek-red), sarapan komplit, membajak sawah 3-4 jam, lalu makan siang komplit, minum teh manis, ngeretek, membajak sawah lagi, begitu seterusnya. Tapi, mereka bisa hidup lebih lama. Kita dengan teknologi yang ada, ternyata tidak menjamin (kesehatan),” jelasnya.

“Pertama adalah aktivitas atau gerak. Bagaimana caranya kita tidak menyepelekan gerakan, karena bergerak akan memicu metablisme untuk tidak selalu sama, sedikit apapun, 30 menit saja sudah cukup,” imbuhnya.

Beberapa efek negatif duduk terlalu lama, seperti:

1. Tubuh mulai mematikan fungsi-fungsi pada level metabolisme. Saat otot—terutama otot-otot besar untuk bergerak seperti kaki—menjadi tidak bergerak, sirkulasi akan melambat dan tubuh akan membakar kalori lebih sedikit. (Marc Hamilton, PhD, associate professor of biomedical sciences di University of Missiouri).

2. Membahayakan kesehatan postur dan tulang belakang. (Douglas Lentz, specialist and Director of Fitness and Wellness for Summit Health di Chambersburg, Pennsylvania).

3. Enzim-enzim yang bertanggung jawab memecah trigeliserida (sejenis lemak) mulai tak aktif. Semakin lama duduk, semakin menurun aktivitas enzim hingga 50 persen. (James Levine MD PhD dari Mayo Clinic).

4. Kegiatan olahraga 30 menit di klub kebugaran tidak cukup untuk melawan dampak buruk akibat duduk 8-10 jam. (Genevieve Healy PhD, peneliti dari the University of Queensland, Australia).

No comments:

Post a Comment